Mungkin sebagian orang tidak akan mengira jika dirinya ada
di dunia ini hanya sementara mungkin mereka berpikir bahwa mereka akan hidup di
dunia ini untuk selamanya, mereka begitu antusias menjalani seluruh kegiatan
yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat duniawi , namun saat mereka
dihadapkan pada hal-hal yang berbau keagamaan dan menyangkut ibadah mereka
seakan acuh tak acuh menanggapinya . Atau
pun mereka menjalaninya karena mereka sedang mengikuti tren yang sedang
berjalan , seperti pada saat bulan puasa, orang-orang berbondong bondong pergi
ke masjid , mungkin agar terlihat alim oleh para tetangganya.
Yang
ingin saya sampaikan bukanlah masalah agama, ataupun masalah peribadatan,karena
saya tahu saa bukanlah apa-apa dibanding mereka yang menyebut dirinya dengan
sebutan “ustadz” . saya ingin sedikit mengupas mengenai masalah persepsi orang
lain kepada kita. Mengapa kita begitu peduli terhadap hal-hal yang dilekatkan
orang-orang pada kita?!.
Persepsi
merupakan sebuah perkiraan , paradigma yang ada dalam pikiran seseorang
terhadap suatu . ada dalam pikiran seseorang, yang mana dapat berbeda jika
orang yang melihat seuatu tersebut berbeda. Persepsi merupakan sebuah hal yang
subjektif , bergantung dari sudut pandang mana orang tersebut melihat kenyataan
yang ada. Lalu , apa hubungannya dengan diri kita?.
Kita tidak sadar bahwa selama ini kita sering kali menjadi
korban persepsi. Mungkin anda merasa anda tidak pernah atau belum pernah , tapi
yakinlah bahwa anda pernah merasakannya tapi anda tidak sadar. Seperti mengapa
anda pergi kesekolah?, mengapa anda beribadah? , mengapa anda berangkat kerja?.
Tak lain hal itu hanya persepsi anda yang mengatakan bahwa melakukan hal-hal
tersebut adalah kebaikan sehingga anda pun ikut melakukannya , padahal anda
tidak paham esensi sebenarnya dari hal-hal tersebut.
Selain
terjebak oleh persepsi yang anda ciptakan sendiri , kadangkala orang –orang
juga bertindak dengan persepsi orang lain. Bertindak dalam hal ini adalah
menjalani segala macam kegiatan yang dianggap orang baik atau bisa juga
melakukan sesuatu karena orang-orang menganggapnya hal itu baik.seperti ketika
ada seorang teman anda yang mengatakan bahwa
anda tidak cocok mengenakan setelan hitam , maka anda perlahan akan coba
mengurangi penggunaan stelan yang berwarna hitam. Persepsi orang lain , banyak
sedikit turut serta dalam menciptakan kepribadian kita, seperti jika seorang
anak yang hidup dalam lingkungan yang bernuansa islami , ayah ibunya adalah
ulama , seluruh keluarganya merupakan lulusan universitas-universitas timur
tengah , maka orang orang akan melabelinya sebagi “orang alim”., yang mau tidak
mau anak itu akan terjerat dengan label tersebut dan berusaha mengkondisikan
dirinya sebagai “orang alim”.
Mengapa
tidak kita biarkan diri kita melakukan apa yang kkita kehendaki, kita biarkan
diri ini mengikuti akal dan pikiran kita, bukannkah tuhan memberikan kita akal
dan pikiran untuk berpikir , jadi untuk apa membiarkan pikiran orang lain
mengubah diri kita?.persetan dengan pikiran orang, KITA ADALAH KITA, MEREKA
ADALAH MEREKA, tidak ada persamaan antar kita dan mereka , jadi mengapa anda
takut berbeda dan membiarkan diri anda terikat oleh label yang mereka berikan?.
Bebaskan diri,walau itu berarti mati.
Memang
aneh jika kita dapat menyadari dengan mendalam hal-hal yang sebelumnya kita
anggap remeh , namun percayalah masih banyak hal remeh lainnya yang tidak hanya
mengubah perilaku anda tapi juga hidup anda . jadi , hargailah hal-hal remeh
tersebut.