Apa guna kau memetik lagi buah apel di pohon, padahal saat
itu tanganmu telah menggenggam satu buah.
Apa guna kau menyuapkan lagi sesendok nasi ke mulutmu,
padahal saat itu mulutmu sedang mengunyah makanan yang belum sempat kau
habiskan.
Buat apa kau menoleh ke ruang jalan yang lain, padahal
langkahmu di ruang jalan yang sedang kau tapaki belumlah usai.
Lalu, akankah kau memetik buah apel itu?
Akankah kau menyuapkan sesendok nasi itu?
Akankah kau menoleh ke ruang jalan yang lain itu?
Akankah kau menjejakkan kakimu yang satu ke neraka yang
lain?
Bukankah seorang pemimpin itu satu kakinya di surga dan satu
kaki lainnya di neraka?
Tinggal bagaimana kinerja yang menentukan dia akan melangkah
ke surga atau akan terjerumus ke neraka.
Bukan, bukan takut kepada manusia.
Bukan takut akan pertanggung-jawaban dihadapan manusia,
Pertanggung jawaban yang paling akhirlah yang aku takutkan.
Pertanggungjawaban dimana kelak aku dipapar.
Ketika semua sama dihadapan.
hei kamu, jawab pertanyaan itu.
hei kamu, jawab pertanyaan itu.
ditunggu sampe sabtu.