Pages

Rabu, 29 April 2015



Aku terlalu takut dengan masa depan.

Mungkin bukan hanya aku yang takut dengan masa depan, beberapa yang lain mungkin sama takutnya dengan masa depan. Tapi yang ku takutkan dari masa depan bukanlah keberadaannya yang 
tak menentu, justru aku takut dengan masa depan yang tentu.

Ya, aku takut dengan masa depan yang sudah tentu.

Yang tertebak alur ceritanya, yang sudah ketahuan akhir ceritanya, yang sebelum menjalaninya pun sudah tahu kehidupan akan mengalir kemana.

Tapi, untungnya tidak ada masa depan yang tentu. Walaupun aku sudah menganggap masa depanku tentu, pasti ada satu dua hal yang kemudian mengubah jalan cerita kehidupanku.

Tapi, tetap. Kenyataan ini tidak membuatku jadi berani dengan masa depan yang tentu. Tetap saja aku takut dengan masa depan yang tentu.

Kadang aku harus menghentikan jalan ceritaku hanya agar masa depanku jadi tidak tentu. 

Menghentikan jalan cerita sehingga ada seorang yang terluka. Entah karena keegoisanku, atau karena hal yang lain.

Susah memang kalau bercerita tentang takdir.



Bahkan untuk beberapa detik setelah kutuntaskan tulisan ini aku tidak tau seperti apa masa depan itu.