Pages

#7: Komunikasi

Berbicara , untuk menyampaikan sesuatu.
Berkata, untuk menyampaikan makna.
Bercerita, untuk menyampaikan kisah.
Bergumam, untuk menahan kesah.
Kalau kamu, pilih yang mana?

Ingin cerita tentang bagaimana kita berkomunikasi dengan orang lain. berkomunikasi untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita pikirkan. Menyampaikan gagasan agar memiliki efek yang lebih besar daripada apabila kita pendam untuk diri sendiri. Berbagi pemikiran untuk menguji dan memperkuat kerangka berpikir yang kita miliki. Menambah sudut pandang dalam proses berpikir. Melihat masalah dari berbagai subjek yang berbeda. Itulah beberapa fungsi dari komunikasi yang saya ketahui.

Mungkin teman-teman pembaca bisa menambahkan fungsi-fungsi lain dari komunikasi. Karena definisi yang merupakan ciptaan manusia tidak memiliki suatu acuan yang baku, yang ada acuan yang dibuat seolah-olah baku.

Bagaimana komunikasi bisa menjadi kunci keberhasilan suatu hubungan?  
Bagaimana komunikasi bisa menghancurkan rumah tangga seseorang?
 Dan bagaimana pula komunikasi bisa membuat dua negara saling berperang?

Saya tidak tahu jawabannya. Anda harus mencarinya sendiri. Cobalah berpikir barang sedikit. Kan katanya manusia, toh yang membedakan kita dengan hewan hanyalah kemampuan berpikir. Kalau anda tidak berpikir, apa bedanya dengan hewan?


Tulisan yang bagus menurut saya adalah tulisan yang tidak mengekang pola imajinasi dari pembacanya. Melainkan tulisan yang mampu membawa imajinasi pembacanya menyusupi relung-relung terdalam dari alam khayal yang bahkan ia sendiri tidak pernah datang ke relung itu.


Tetapi tidak demikian dengan komunikasi. Komunikasi menuntut kesepahaman materi antara apa yang ingin disampaikan pembicara  dengan apa yang dipahami oleh pendengar.  Agar tujuan komunikasi yang diharapkan dapat tercapai. Kegiatan belajar mengajar pun sebenarnya merupakan suatu bentuk komunikasi. Dosen sebagai pembicara, pelajaran sebagai materi, dan mahasiswa sebagai pendengar. Untuk menilai apakah ‘komunikasi’ antara dosen dan mahasiswa telah berlangsung dengan baik, maka diadakanlah ujian yang dinamakan UTS atau UAS. Menguji seberapa paham pendengar terhadap materi yang disampaikan pembicara.

Sayangnya prose assessment semacam ini hanya dilakukan pada konteks komunikasi sebagai pembelajaran. Bayangkan jika proses ini juga dilakukan pada beragam bentuk komunikasi lain yang ada di dunia ini. Mungkin apa yang disebut kesalahpahaman tidak akan ada lagi di muka bumi ini. Dan mungkin pula, pertanyaan-pertanyaan di atas tidak perlu menemukan jawaban.




Xxxxxxxxxxxxxxx


Orang-orang di lpj oskm semuanya berkesan. Pada pinter ngelawak semua sih. Emang yang namanya mahasiswa harus sering-sering ketawa.